Mengenai Saya

Foto saya
semua hanya karena hobby,.. hhehe

Fungsi Trigonometri Di CodeVision AVR


fungsi-fungsi matematika sangat dibutuhkan dalam programming uC, misalnya saja untuk project yang memakai metode khusus, seperti fuzzy, JST, dll.
dan sekali lagi user codevisionAVR terbantu oleh libary MATH.H bawaan codevisionAVR, sehingga kita sebagai user dapat langsung memanggil fungsi-fungsi tersebut.
sebelum menggunakan fungsi-fungsi yang terdapat pada library (math.h) pada codevisionAVR maka harus di deklarasikan terlebih dahulu dalam preprocessor. yaitu dengan sintaks seperti ini
#include

 acos
Deklarasi
double acos(double x);
Menghasilkan nilai arcus cosinus  x dalam radian.
Rentang
Nilai x mestilah ada dalam rentang -1 ke +1 (inklusif). Nilai hasil berada dalam rentang 0 hingga pi (inklusif)

asin
Deklarasi :
double asin(doublex);
Memberikan nilai arcus sinus x dalam radian.
Rentang :
Nilai dari x mesti berada dalam rentang  -1 to +1 (inklusif). Nilai hasil berada dalam rentang -p/2 hingga +p/2 (inklusif).

atan
Deklarasi
double atan(double x);
Menghasilkan nilai arcus tangen  x dalam radian.
Rentang
Nilai dari x tidak memiliki rentang. Nilai hasil berada dalam rentang -p/2 to +p/2 (inklusif).

atan2
Deklarasi
double atan2(doubly y, double x);
Menghasilkan nilai arcus tangen dalam radian y/x didasarkan pada tanda masing-masing nilai untuk menentukan kuadran yang tepat.
Rentang
Baik y dan x tidak boleh bernilai nol. Hasil berada dalam rentang -p/2 hingga +p/2 (inklusif).

cos
Deklarasi
double cos(double x);
Menghasilkan nilai cosinus dari sudut radian x.
Rentang
Nilai x tidak memiliki rentang. Nilai hasil berada dalam rentang -1 hingga +1 (inklusif).

cosh
Deklarasi
double cosh(double x);
Menghasilkan nilai hiperbolic cosinus dari x.
Rentang
Tidak ada rentang limit baik untuk argumen maupun nilai yang dihasilkan.

sin
Deklarasi
double sin(double x);
Menghasilkan nilai sinus dari sudut radian x.
Rentang
Nilai  x tidak memiliki rentang. Nilai yang dihasilkan berada dalam rentang -1 ke +1 (inklusif).

sinh
Deklarasi
double sinh(double x);
Menghasilkan nilai hiperbolik sinus x.
Rentang
Tidak ada rentang limit baik untuk argumen maupun nilai yang dihasilkan.

tan
Deklarasi
double tan(double x);
Menghailkan nilai tangen dari sudut radian x.
Rentang
Tidak ada rentang limit baik untuk argumen maupun nilai yang dihasilkan.

tanh
Deklarasi
double tanh(double x);
Memberikan nilai hiperbolik tangen x.
Rentang
Nilai x tidak memiliki rentang. Nilai hasil memiliki rentang antara -1 hingga +1 (inklusif)

 masih banyak fungsi-fungsi yang terdapat dalam library tersebut, selanjutnya untuk lebih memahami fungsi-fungsi tersebut dapat dibaca di  help codevisionAVR (shortcut F1), kemudian lihat pada sub library fuction reference

untuk mengingatkan kalau fungsi-fungsi diatas adalah dalam bentuk Radians, maka dari itu jika dibutuhkan untuk mengkonversikannya  ke dalam bentuk degree, disini saya akan coba share tentang konfersi tersebut melaluui potongan-potongan program berikut:

float deg2rad(float deg){     //konversi dari degree ke radians
float rad;
rad=deg/57.325;
return rad;         
}

float rad2deg(float rad){    
//konversi dari radians ke degree
float deg;
deg=rad*57.325;
return deg;        
}

 *57.325 didapat dari 180 / 3.14

hal penting yang juga perlu diperhatikan jika menggunakan LCD sebagai penampil data hasil yakni pada setting feature sprintf . yaitu dalam bentuk Float, Width, Precesion. dengan cara seperti berikut
configure--->c compiler--->sprint feature

sekian dulu mengenai fungsi matematik pada codevisionAVR, mohon dibantu jika terdapat kesalahan. hhehehe

Kompas Elektronika


CMPS03
Modul Magnetic Compass

 Modul kompas ini didesain khusus untuk bidang robotik untuk tujuan navigasi robot. Kompas ini menggunakan dua sensor medan magnet KMZ51 buatan Philips yang cukup peka untuk mendeteksi medan magnet bumi. Dua sensor ini dipasang saling bersilangan. Pada modul kompas telah dipasang rangkaian pengkondisi sinyal dan mikrokontroler. Sehingga kita dapat mengakses berapa derajat posisi kompas sekarang secara langsung.

Modul kompas membutuhkan suplai tegangan sebesar 5VDC dengan konsumsi arus sekitar 15mA. Ada dua cara untuk membaca posisi magnet. Yaitu melalui sinyal PWM pada pin nomor 4 atau menggunakan protokol I2C pada pin nomor 2 dan 3.
  
Sinyal PWM yang dihasilkan oleh kompas merupakan sinyal yang lebar pulsanya dapat berubah-ubah. Pulsa berlogika 1 menyatakan derajat. Lebar pulsa berlogika 1 bervariasi antara 1mili-detik (untuk 0º) sampai 36,99mili-detik (untuk 359,9º). Dengan kata lain kompas memiliki resolusi 100μ-detik/º dengan offset sebesar +1mili-detik. Sinyal kemudian akan berlogika 0 selama 65mili-detik. Jadi periode sinyal PWM sebesar 65mili-detik ditambah dengan waktu sinyal yang berlogika 1, atau 66mili-detik sampai 102mili-detik. Sinyal PWM tersebut dihasilkan oleh timer 16-bit dari prosesor pada modul kompas yang menghasilkan resolusi sebesar 1μ-detik. Sehingga disarankan oleh pembuatnya untuk mendeteksi sinyal PWM dengan timer yang resolusinya lebih rendah dari yang dihasilkan oleh kompas. Yakinkan bahwa pin untuk I2C, SDA dan SCL, dihubungkan ke suplai 5VDC melalui resistor pull-up, karena pin SDA dan pin SCL tidak mempunyai pull-up.

Pin 2 dan 3 digunakan untuk berkomunikasi dengan protokol (bahasa) I2C untuk mengambil nilai posisi kompas.
Komunikasi dengan protokol I2C pada modul kompas mempunyai cara yang sama seperti mengakses eeprom serial tipe 24C04 misalnya. Pertama kirim start-bit, alamat kompas (0xC0) dengan bit R/W low, kemudian nomor register yang ingin diakses. Selanjutnya diulang dengan mengirimkan start-bit, alamat kompas dengan bit R/W high (0xC1). Kemudian isi register dibaca.

Pin I2C tidak mempunyai resistor pull-up pada board sehingga harus ditambahkan pada jalur komunikasi yang digunakan. Pembuat modul kompas menyarankan untuk memasang resistor 1k8 jika diinginkan bekerja pada kecepatan 400kHz dan 1k2 atau bahkan 1k bila ingin bekerja pada kecepatan 1MHz. Modul kompas didesain untuk bekerja pada frekuensi standar (SCL) sebesar 100kHz, walaupun kecepatan sinyal clock bisa ditingkatkan sampai 1Mhz dengan beberapa tindakan yang harus diperhatikan. Pada kecepatan diatas sekitar 160kHz, CPU tidak dapat merespon dengan cepat untuk membaca data I2C. oleh karena itu delay sesaat sebesar 50μ-detik harus ditambahkan diantara pengiriman alamat register.

Pin 7 adalah pin input untuk memilih operasi kerja 50Hz atau 60Hz. Pin ini ditambahkan setelah terlihat adanya jitter sekitar 1,5º pada output. Penyebabnya adalah sumber listrik 50Hz pada lingkungan kerja. Dengan melakukan sinkronisasi dengan frekuensi sumber listrik dapat dikurangi sampai 0,2º. Konversi internal selesai setiap 40mili-detik (50Hz) atau setiap 33,3mili-detik (60Hz). Pin 7 mempunyai resistor pull-up pada board sehingga dapat dibiarkan tidak terhubung untuk operasi kerja 60Hz. Antara output PWM atau I2C dan proses konversi tidak ada sinkronisasi. Output PWM dan I2C mengambil pembacaan internal yang terbaru, yang dikonversi secara kontinu, apakah dipakai atau tidak.

Pin 6 digunakan untuk mengkalibrasi kompas. Pin ini memiliki resistor pull-up pada board sehingga dapat dibiarkan tak terhubung setelah melakukan kalibrasi.

Pin 5 dan pin 8 tidak dihubungkan. Sebenarnya pin 8 merupakan jalur reset dan memiliki resistor pull-up pada board. Disiapkan untuk memprogram mikrokontroler yang terpasang pada board.

Timer Overflow Interrupt untuk meggerakkan servo



Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit sharing ilmu mengenai Perhitungan Overflow Interrupt yang akan kita gunakan untuk pengaturan putaran servo, sehingga menghasilkan putaran yang kita inginkan.
// Timer 0 overflow interrupt service routine
Perhitungan Timer overflow di tentukan berdasarkan XTAL yang kita gunakan,
Sebagai contoh kita menggunakan XTAL 4 MHz,
=>>    f=4 MHz
=>>    T=1/4 MHz
T=0,25 x 10^-6 s
Jika Timer yang kita gunakan adalah 8 bit maka akan menghasilkan 256 X,
Maka overflow penuhnya adalah 256 X 0,25 x 10^-6 = 64 x 10^-6 s.

Seperti yang telah kita ketahui, servo motor memiliki lebar pulse sebesar 20 ms,untuk menggerakkan servo ke kiri kita harus memberikan Pulse masukan sebesar 1 ms, dan pulse 2 ms untuk menggerakkan servo ke kanan. Sedangkan untuk Posisi netral di tengah kita harus memberikan pulse masukan sebesar 1,5 ms.
Kembali ke perhitungan kita tadi,
=>> kita telah memiliki overflow penuh sebesar 64 x 10^-6 s.
karena servo membutuhkan pulse sebesar 20 ms, maka perhitungannya adalah sebagai berikut;
=>> 20 ms => (20 x 10^-3)/(64 x 10^-6) = 0,3125 x 10^3 =312,5 (dibulatkan menjadi 313)
Untuk pergerakan servo ke kiri membutuhkan pulse sebesar  1 ms, maka perhitungannya adalah sebagai berikut;
=>> 1 ms => (1 x 10^-3)/(64 x 10^-6) = 15,6 (dibulatkan menjadi 16)
Untuk pergerakan servo ke kanan membutuhkan pulse sebesar  2 ms, maka perhitungannya adalah sebagai berikut;
=>> 2 ms => (2 x 10^-3)/(64 x 10^-6) = 31,25 (dibulatkan menjadi 31)
Untuk pergerakan servo ke tengah/posisi netral membutuhkan pulse sebesar  1,5 ms, maka perhitungannya adalah sebagai berikut;
=>> 1,5 ms => (1,5 x 10^-3)/(64 x 10^-6) = 23,4 (dibulatkan menjadi 23)
Perhitungan telah kita lakukan, sehingga kita mendapatkan hasil angka yang akan kita gunakan untuk menggerakkan servo ke kiri, ke kanan, dan ke tengah….

untuk informasi lebih lanjut, coba lihat pembahasan tentang motor servo disini..

Rasio Gigi Roda

Konsep Dasar : Apabila terdapat dua atau lebih cakram (disks) yang permukaannya saling bersentuhan  sedemi-kian rupa, maka disk awal yang digerakkan oleh suatu penggerak akan menggerakkan disk yang lain dengan menggunakan gesekan/friksi antara keduanya.


Istilah Roda Gigi
•Roda Pendamping (pinion)
•Roda Pemacu (spur-wheel)
•Puncak Gigi (pitch), adalah jarak antara titik tengah sebuah gigi dan titik tengah gigi berikutnya sepanjang PCD.
•PCD (pitch circle diameter) : garis tengah efektif dari roda gigi yang digunakan dlm merancang perhitungan.
•Saat roda gigi bertautan, PCD akan saling bersentuhan. Sehingga jarak (s) antara titik tengah kedua roda gigi menjadi:

 
 


Rasio Roda Gigi
•Rasio roda gigi (rasio transmisi) dari sepasang roda gigi adalah rasio perbandingan antara jumlah satu putaran penuh roda gigi masukan dengan jumlah satu putaran penuh roda gigi keluaran.
•Rasio roda gigi (rasio transmisi) dapat diperoleh dari jumlah gigi pada masing-masing gear.
•Rasio = jml gigi out / jml gigi in
•Bila gear masukan memiliki 20 gigi dan gear keluaran 100 gigi, maka rasionya menjadi 100:20 atau 5:1
•Bila posisi gear dibalik, maka rasionya menjadi 20:100 atau 1:5
•Rasio 1:5 akan menghasilkan putaran (rpm) 5 kali lebih tinggi dari masukan.

Jenis & Penggerak Gears
•Spur Gear, terbagi dalam straight cut dan helical cut

Analog To Digital Converter (ADC)

Pengertian ADC :
ADC adalah kepanjangan dari Analog To Digital Converter yang berfungsi untuk mengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/atau pengujian.Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan atau berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
Prinsip kerja ADC:
Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran digital akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga dapat menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukan yaitu Vin= Vin (+) – Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan
(n menyatakan jumlah bit keluaran biner IC analog to digital converter) IC ADC 0804 memiliki generator clock intenal yang harus diaktifkan dengan menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi clock yang diperoleh di pin CLK OUT sama dengan :
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 keluaran digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Masukan (chip select, aktif rendah) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika tinggi, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaranberada dalam keadaan impedansi tinggi. Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran (interrupt atauend of convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
Jenis-jenis dari ADC dan fungsi dari masing-masing jenisnya
  • Tipe Tracking Tipe tracking menggunakan prinsip up down counter (pencacah naik dan turun). Fungsinya adalah : Binary counter (pencacah biner) akan mendapat masukan clock secara kontinyu dan hitungan akan bertambah atau berkurang tergantung pada kontrol dari pencacah apakah sedang naik (up counter) atau sedang turun (down counter).
  • Tipe flash / paralel Tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz dengan rangkaian kerja yang sederhana. Berfungsi untuk mengatur masukan inverting dari tiap-tiap konverter menuju tegangan yang lebih tinggi dari konverter sebelumnya, jadi untuk tegangan masukan Vin, dengan full scale range, komparator dengan bias dibawah Vin akan mempunyai keluaran rendah.
  • Tipe successive approximation Tipe successive approximation merupakan suatu konverter yang paling sering ditemui dalam desain perangkat keras yang menggunakan ADC. Tipe ini memiliki kecepatan konversi yang cukup tinggi, meskipun dari segi harga relatif mahal. Prinsip kerja konverter tipe ini adalah, dengan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang pada intinya berupa tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang dikonversikan.
  • Tipe Integrating, menawarkan resolusi tertinggi dengan biaya terendah. ADC tipe ini tidak dibutuhkan rangkaian sample hold. Tipe ini memiliki kelemahan yaitu waktu konversi yang agak lama, biasanya beberapa milidetik.
Beberapa karakteristik penting ADC :
1.  Waktu konversi
2.  Resolusi 

3.  Ketidaklinieran
4.  Akurasi


segini dulu pembahasan tentang ADC, hhehehe

Inverse Kinematics

Inverse Kinematics
Masalah invers kinematika jauh lebih menarik dan solusinya lebih berguna. Pada tingkat posisi, masalahnya adalah dinyatakan sebagai berikut, ” Ditentukan posisi yang diinginkan dari tangan robot, berapa sudut yang harus diberikan pada semua sendi robot?”. Hal ini berbeda dengan masalah Forward Kinematika, yaitu, ” Ditentukan sudut pada semua sendi robot, dimana posisi tangan?”
Manusia memecahkan masalah ini setiap saat tanpa berpikir tentang hal itu. Ketika kita makan sereal di pagi hari kita hanya menjangkau dan mengambil sendok kita. kita tidak berpikir, “bahu saya perlu melakukan hal ini, siku saya perlu melakukan itu, dll” Di bawah ini kita akan melihat bagaimana sebagian besar robot untuk memecahkan masalah. Kita akan mulai dengan contoh yang sangat sederhana.
Gambar di atas adalah skema robot sederhana berbaring pada bidang XY. Robot memiliki satu link l panjang dan satu joint(sendi) dengan sudut Ø. Posisi tangan robot adalah Xhand. Masalah invers kinematika (pada tingkat posisi) untuk robot ini adalah sebagai berikut: Ditentukan Xhand, berapa sudut joint Ø ? Kami akan mulai solusi untuk masalah ini dengan menuliskan persamaan posisi depan, dan kemudian memecahkan untuk Ø.
Xhand = lcosØ (forward position solution)
cosØ = Xhand/l
Ø = cos-1(Xhand/l)


Untuk menyelesaikan solusi katakanlah link robot ini memiliki panjang 1 kaki dan kita ingin tangan robot berada di X = 0,7071 kaki. Maka :


Ø = cos-1(.7071) = +/- 45 degrees


Bahkan untuk contoh sederhana ini, ada dua solusi untuk masalah kinematika invers: satu di plus 45 derajat dan satu di minus 45 derajat! Keberadaan beberapa solusi menambah tantangan masalah invers kinematika. Biasanya kita harus mengetahui mana dari solusi yang benar. Semua bahasa pemrograman yang memiliki fungsi trigonometri disebut ATan2 yang akan menemukan kuadran yang tepat ketika diberikan baik argumen X dan Y: Ø = ATan2 (Y / X). Sekarang kita memiliki alat yang kita butuhkan untuk melihat masalah invers kinematika agar lebih menarik:

 
Skema di atas adalah bagian planar dari robot SCARA. Berikut pernyataan dari masalah invers kinematika di tingkat posisi untuk robot ini:

Diketahui : Xhand, Yhand, Øhand
Cari : Ø1, Ø2 and Ø3


Untuk membantu dalam memecahkan masalah ini, kita akan mendefinisikan garis lurus imajiner yang membentang dari sendi pertama robot hingga sendi terakhir sebagai berikut:


B: panjang garis imajiner
q1: sudut antara X-sumbu imajiner dan garis
q2: interior sudut antara garis imajiner dan link l1


Maka kita mempunyai:


B2 = X2 + Y2 (dengan teorema Pythagoras)
q1 = ATan2(Y/X)
q2 = acos[(l12 - l22 + B2)/2l1B] (oleh hukum kosinus)
Ø1 = q1 + q2
Ø2 = acos[(l12 + l22 - B2)/2l1l2] (oleh hukum kosinus)
Ø3 = Ø – Ø1 – Ø2


Yang melengkapi solusi untuk Ø1, Ø2 dan Ø3 diberikan X, Y, Ø. Kebanyakan invers kinematika solusi di tingkat posisi dilanjutkan dengan cara yang sama. Dengan menggunakan pengetahuan tentang trigonometri dan geometri, kita dapat merancang sebuah system kerja robot SCARA. Jika kita membayangkan memutar robot SCARA pada sisinya, maka akan terlihat bahwa solusi di atas juga bekerja untuk sebagian besar komponen robot industri yang memiliki enam derajat kebebasan. Solusi inverse kinematika untuk robot kartesian adalah semua sumbu tegak lurus dengan definisi dan karenanya tidak ada sambungan pada gerakan.

sumber:   http://www.learnaboutrobots.com/inverseKinematics.htm


saya pernah buat program VB yang awalnya hanya iseng buat nyoba rumus-rumus dari inverse kinematic,

kira-kira tampilan screenshoot-nya seperti ini:



program simulasi inverse kinematic 2 derajat kebebasan yang saya buat ini dapat di download kesini!!

Tentang Motor Servo

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah(CW danCCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.
Jenis-Jenis Motor Servo
  • Motor Servo Standar180°
Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah(CW danCCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah –kiri adalah180°.
  • Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW danCCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

Pensinyalan motor servo
 
 Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM denganfrekuensi 50 Hz.
Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat ditengah-tengah (sudut 0°/ netral).
Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari1.5ms, maka rotor akan berputar kearah kiri dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnyaTon duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut.
Dan sebaliknya, jikaTon duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari1.5ms, maka rotor akan berputar kearah kanan dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnyaTon duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

kalau mau liat program untuk menggerakkan servo dapat di download disini .

dan kalau mau tau tentang perhitungan overflow interrupt dapat dilihat di posting disini...

Tim dan Robot Dari Politeknik Negeri Padang


ini adalah robot karya saya sendiri, yaitu robot LINE FOLLOWER . dengan nama robot "EX-TANT"


ini foto saat lomba KRI-KRCI regional 1 2011 di Batam, ada Anggota Tim Robot, Alumni, Dosen Pembimbing, Ketua jurusan Elektro, Pembantu Direktur 3, dan Direktur.


disebelah kiri adalah robot Cerdas Pemadam Api divisi Berkaki(menyerupai laba-laba) dengan nama "Minangkabau" yang dirancang oleh Abdulhalim Arifin dan saya sendiri untuk kontes robot 2011, sedangkan sebelah kanan adalah robot Cerdas Pemain Bola divisi Battle(menyerupai manusia) dengan nama "Si Midun" yang dirancang oleh Niko Nofandra, Ferry Febrian ,dan Hendry tamil.

kemudian ini adalah dua Robot Cerdas Pemadam Api divisi Beroda, yang sebelah kiri adalah robot KRCI beroda untuk tahun 2010, dan robot KRCI beroda pada tahun 2011. dan robot yang disebelah kiri dirancang oleh Dian Saputra dan Indra Harry Saputra, dan yang sebelah kanan juga dirancang oleh Dian tetapi dengan partner Vebry Andrean.

nahh,.. klo ini adalah anggota tim Robot kampus tercinta,.. hhehehe

begitulah sekilas tentang Robot yang dirancang di Politeknik Negeri Padang (Robot yang lain kurang dokumentasinya, hhehe :-) )
kalo ada kesempatan juga ditambah koleksi fotonya.